-->

Notification

×

Kategori Berita

CARI BERITA

Iklan

Iklan


Iklan


Mengenang Sosok yang Memimpin Kebangkitan Sastra dan Budaya Melayu, Ini Cara Google

| Sabtu, November 05, 2022 WIB | Last Updated 2022-12-03T09:59:21Z
Tangkap layar tampilan logo Google, Sabtu (05/11/2022)

MENOTEH - Doodle adalah perubahan logo Google yang asyik, mengejutkan, dan kadang spontan, untuk merayakan liburan dan peristiwa penting, serta memperingati kehidupan para seniman, pelopor, dan ilmuwan terkenal.

Doodle hari ini merayakan atau mengenang kehidupan dan warisan Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad. Dia adalah seorang sejarawan, cendekiawan, dan penulis terkenal yang memimpin kebangkitan sastra dan budaya Melayu pada abad ke-19. Raja Ali secara anumerta dihormati sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada hari ini pada tahun 2004.

Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad lahir di Selangor, sekitar tahun 1808. Ia wafat di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, 1873, (masih diperdebatkan). 

Raja Ali Haji lahir sebagai pangeran Bugis-Melayu pada tahun 1809 dari keluarga ulama. Ketika dia masih muda, keluarganya pindah ke Pulau Penyengat. Ia belajar dengan ulama terkenal dari Kesultanan Riau-Lingga dan diakui sebagai siswa yang berbakat. Sebagai seorang remaja, Raja Ali menemani ayahnya dalam misi ke Jakarta, serta ziarah ke Mekah.

"Keduanya adalah bangsawan Riau pertama yang mencapai prestasi ini," tulis Google pada keterangan logo, Sabtu (5/11/2022).

Ketika berusia 32 tahun, Raja Ali menjadi bupati bersama Sultan muda dan akhirnya dipromosikan menjadi penasehat agama. Dalam peran ini, ia mulai menulis tentang bahasa, budaya, dan sastra orang Melayu. Karya-karyanya meliputi kamus Melayu, teks pendidikan tentang tugas raja, silsilah Melayu dan Bugis, antologi puisi dan banyak lagi.

Pada tahun 2004, Raja Ali mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas kontribusinya pada bahasa, sastra, budaya Melayu, dan sejarah Indonesia. Karyanya yang paling terkenal adalah Tuhfat al-Nafis, atau “Hadiah Berharga”, yang dianggap sebagai sumber tak ternilai tentang sejarah Semenanjung Melayu. Sekarang diukir di batu nisannya untuk dibaca orang saat berkunjung. (sem)