-->

Notification

×

Kategori Berita

CARI BERITA

Iklan

Iklan


Iklan


Seperti Kekurangan Waktu

| Minggu, Desember 18, 2022 WIB | Last Updated 2022-12-17T20:26:24Z

 

Feature - Pepohonan rindang yang hijau kita lihat membentang di dataran bukit barisan itu menghambat sinar mentari jatuh ke bumi, dan suara gemuruh angin yang disertai dengan burung-burung yang beterbangan semakin asyik untuk dinikmati ketika menyusuri lokasi air terjun putri khayangan yang berada di desa Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar.

Namun sensasi keindahan alam kabupaten kampar ini hanya sebentar dapat dirasakan oleh tim Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Siak ini lantaran waktu yang telah singkat dimana kami sampai di lokasi basecamp sekitar pukul 12:30 WIB dan ada sedikit kendala sehingga dari basecamp harus berangkat menuju air terjun lebih kurang pukul 14:00 WIB pada tanggal 14 Desember 2022.

Air terjun yang berada dalam kawasan wisata Sungai Kopu ini merupakan salah satu wisata di Riau yang memberikan nuansa baru bagi para pecinta alam, Tidak hanya bisa menikmati derasnya air dari tebing bebatuan yang tinggi, di sini para pengunjung juga bisa sembari merasakan kesejukan hutan dengan menyusuri sungai. 

Pemandangan hutan berbalut bebatuan purba dan tebing layaknya  grand canyon, Dari sela-sela tebing  muncul air memancar yang  membentuk air terjun dengan berbagai ukuran, Tidak hanya satu, tebing-tebing dengan ketinggian sekitar 15 meter ini mengalirkan air terjun dengan jumlah yang cukup banyak.

Selain bisa menikmati air tejun yang ada, para wisatawan bisa  menikmati sungai yang mengalir sambil mengitara hutan yang ada, Dari sela-sela tebing  muncul air memancar yang  membentuk air terjun dengan berbagai ukuran. 

Tidak hanya satu,  tebing-tebing dengan ketinggian sekitar 15 meter  ini mengalirkan air terjun dengan jumlah yang cukup banyak.

Tebing dan bebatuan di Sungai Kopu yang memancarkan air ini memang eksotis dan memiliki bentuk yang unik. Masing-masing memiliki nama dan legenda tersendiri, seperti batu kangkuong atau dalam bahasa Indonesia batu katak, karena bentuknya menyerupai katak, Begitu juga batu ladiong atau batu pedang karena fisiknya menyerupai sebilah pedang.

Air terjun Sungai Kopu memiliki banyak sumber air terjun dari  bebatuan yang ada, air terjun terbesar mengalir dari bebatuan  yang bernama batu hidung. Selain konturnya yang unik batu ini  terlihat sangat eksotis karena disisi kiri dan kanan batu dialiri air terjun yang tumpah dari atas tebing. 

Wisata yang satu ini memang paling cocok bagi anda pecinta travelling yang menantang. Bagaimana tidak, untuk sampai ke sungai kopu atau kapur, anda membutuhkan waktu sekitar tiga jam perjalanan dari Pekanbaru. 

Perjalanan bisa dimulai dari Pekanbaru menuju Desa Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu Jarak desa ini sekitar dua kilo meter dari komplek Candi Muara Takus, Untuk mencapai air terjun dari desa tanjung bisa dicapai dengan  kenderaan roda dua atau jalan kaki. 

Dengan berjalan kaki dicapai dengan sekitar dua  setengah jam perjalanan. Sedangkan dengan roda dua bisa ditempuh sekitar satu jam Menuju Basecamp, nantinya dari Basecamp kita akan arahkan oleh tim Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.

Anda bisa menyewa perahu bermuatan sekitar 8 orang dengan biaya yang cukup terjangkau. Anda akan dibawa menyusuri sungai kapur dengan suasana yang eksotik. Akhir dari pelayaran di sungai, anda akan menemukan keindahan yang sangat berkesan dari sebuah air terjun yang mengalir dengan bentuk dindingnya menyerupai batang hidung manusia. 

Warga menyebut air terjun ini sebagai air terjun Batu Hidung. Airnya keluar dan mengalir dari dinding batu yang bertingkat. Di sini anda bisa mandi berenang, berfoto, menikmati kesejukan suasana air terjun yang airnya terasa sangat dingin.

Dengan waktu yang sebentar saja, sepertinya kami sangat kekurangan waktu menikmati indahnya pesona sungai kopu itu, dan nantinya akan dilakukan lagi perjalanan kesana dalam moment-moment tertentu seperti dikatakan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Siak Wiwik Widaningsih kepada kami. 

Penulis : Pajri Pengembara